Tag: Tama S. Langkun

  • Editorial Media Indonesia kali ini berbicara tentang hukum untuk seluruh warga negara Indonesia [klik].

    “Pada satu sisi, kita bisa mencatat ‘perlawanan’ yang dilakukan Novanto tersebut menunjukkan bahwa ia pemimpin yang telah gagal memberikan keteladanan secara maksimal. Kita tak boleh lupa Novanto ialah pemimpin lembaga legislatif yang terhormat, yang mestinya menjadi teladan dalam upaya penghormatan terhadap institusi dan proses hukum.”

    Setya Novanto, sebagaimana kita tahu, kemarin kecelakaan. Kita, seluruh masyarakat Indonesia, tentu ingin agar ia lekas sembuh dan mengikuti proses hukum yang berlaku. Jika ia bersalah, tentu itu putusan persidangan, bila memang terbukti tidak bersalah, juga seharusnya melalui jalur hukum. Gelagatnya yang mangkir beberapa kali seakan menunjukkan sesuatu.

    “Namun, pada lain sisi, kita mesti ingatkan juga kepada KPK agar tak terlalu terhanyut oleh ambisi dan desakan publik untuk segera menangkap Novanto. Memuliakan hukum bukan cuma berlaku bagi pelaku pelanggaran hukum, melainkan juga bagi penegak hukum. KPK tetaplah bekerja di jalur dan norma hukum yang ada dengan cara yang elegan, tak perlu mengumbar nafsu untuk mendapatkan simpati rakyat.”

    Untuk paragraf ini, keyakinan saya diperoleh saat Saut Situmorang, Wakil Ketua KPK, hadir untuk memenuhi undangan Rosiana Silalahi dalam acara talkshow ‘Rosi’. Ucapan Saut, sama persis dengan yang Editorial Media Indonesia tulis. KPK, sebagai institusi, tetap melalui norma hukum yang ada untuk menjerat Setya Novanto. Ia juga membuat kita yakin, dengan bukti yang ia nyatakan cukup untuk memproses hukum Ketua DPR RI yang citranya makin buruk ini.

    Pada bagian penutup, dalam acara talkshow di TV One, harapan Tama S. Langkun, aktivis anti-korupsi adalah harapan pegiat anti korupsi dan saya kira, seluruh warga negara, “…harapan saya Pak Setya Novanto lekas sembuh dan tidak hilang ingatan.”