Ia mengoreksi langkah kudaku, mengembalikan pionnya yang hilang, dan mewanti-wanti agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan pengandaian seekor tupai meski aku yakin aku tak terlihat seperti seekor pengerat. Aku cuma meletuk-letuk sambil berpikir betapa kecilnya diriku di dunia ini, betapa banyak hal yang tak kuketahui, dan betapa lucunya umat manusia sampai-sampai aku menyimpulkan secara serampangan bahwa tiap manusia memang dilahirkan untuk menjadi pelawak.
Sejak melangkahkan bidak putih untuk kali pertama hingga akhirnya aku diskakmat, ia terus mengocehkan hal-hal konspiratif. Aku ingin bilang kepada Wan Ali bahwa sesungguhnya seluruh penduduk bumi tahu dab terlibat langsung dalam konspirasi, kecuali Wan Ali. Bahwa kami bukan hanya memercayai teori persekongkolan, tetapi juga menjadi bagian di dalamnya, kecuali Wan Ali. Tetapi kuurungkan, aku tak tega membuat orang lain merasa nelangsa. Aku pun tak mendebat gaya main caturnya. Beberapa orang jadi menarik karena mempertahankan sifat polosnya. Saat kau kecil, kau akan tampak imut setengah mati dengan kepolosanmu yang pelan-pelan berubah menjadi ketololan yang tentu tak kalah lucunya seiring usia bertambah. Tak perlu-perlu amat mengoreksi orang tolol, kukira; aku bisa menikmatinya seperti menikmati lenong atau komedi tunggal Rowan Atkinson.
Penjaga warung menegurku, memberi uang kembalian. Cukup, aku punya 23 jam 40-an menit untuk mengumpulkan beberapa orang yang bisa membantuku mengambil kotak hitam milik Wan Ali. Kalau mereka mau menggasak emas atau mencincang Wan Ali, terserahlah. Aku cuma ingin tahu isi kotak itu dan perasaan ini amat mendesak. Baru kali ini aku terpaksa merencanakan sesuatu, sebab kalau tidak dipaksa, dua puluh empat jam biasanya akan lewat begitu saja. Memikirkan rencanaku saja jantungku sudah berdegup tak keruan.
Sebab UAS telah berakhir, sedang menuju hari minggu – sebelum sibuk oleh KKN – masih lima hari lagi: saya memperbanyak koleksi buku. Buku 24 Jam Bersama Gaspar yang ditulis Sabda Armandio menjadi koleksi terbaru saya, kali ini cetak. Saya beli di seorang teman yang aktif main teater di Jogja, koleksi bukunya bisa dicek di Kuli Book. 24 Jam Bersama Gaspar ini bacaan ringan, sampulnya bagus. Saya membaca sebab tertarik dengan buku ini merupakan Pemenang Unggulan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016.