Ini catatan tentang diri sendiri. Tentang pencapaian. Mungkin akan menjadi catatan renungan. Tanpa bumbu komedik.
***
Sekarang usia saya 20 tahun. Dan saya ketakutan. Dengan banyak hal. Setidaknya ada beberapa ketakutan saya.
Takut yang pertama adalah soal pencapaian. Saya takut pencapaian yang dicapai saat ini belum cukup untuk membuat orangtua bangga. Saya takut, pencapaian teman, lebih dari saya.
Bisa beli ini dengan keringat mereka sendiri. Bisa pergi ke mana. Memiliki barang ini barang itu.
Saya takut dibanding-bandingkan. Yah, pasti tiap orang pernah merasakan.
Dibanding-bandingkan dengan oranglain tidak pernah memberi kita posisi yang membahagiakan. Apalagi dengan teman. Sakitnya dikali lipat.
‘We hate it when our friends become succesful’ tulis Morrisey dalam salah satu lagunya.
Yang kedua adalah takut selama saya kurang kerja keras. Belum banyak yang saya lakukan.
Saya percaya bahwa, jangan mengejar kesuksesan saja. Tapi jadilah orang yang lebih bernilai.
Lalu mengaca di cermin besar. Saya tidak menemukan nilai itu. Solusinya hanya satu: lebih banyak berada di masyarakat, lingkungan sekitar. Melihat celah apa yang bisa saya perbuat.
Ketiga, saya takut berada di sosial media.
Ini masih tentang hal pertama: pencapaian. Saya takut melihat teman sudah ‘punya ini’ sementara saya belum.
Saya, masih memiliki akun di Facebook, Instagram, BBM dan Whatsapp. Walau tidak semua aktif di dalamnya.
Notifikasi BBM saya matikan. Saya tidak ingin melihat ada update teman yang tiba-tiba liburan ke Toraja. Atau punya pacar cantik.
Saya ingin fokus. Dengan tidak terlalu aktif di sosial media. Tidak ingin terdistraksi.
Tapi tentu saja, saya manusia real. Saya bisa melihat langsung, secara nyata apa yang dicapai teman. Masa’ iya berhenti bergaul? Tidak ke luar rumah? Menyendiri?
Lalu, bagaimana mengatasinya?
Leave a comment